Kamis, 11 Desember 2014

Sepenggal rasa yang tak bisa pergi dariku..

There something you dont understand..

Haruskah aku meneriakkan kata-kata itu agar dia mengerti..

"Mulutmu tajam seakan kau lebih baik dari aku lebih baik dari segalanya, atau kau memang sempurna.." #BRE

Perbincangan yang tadi siang itu mungkin terkesan sangat remeh dan tidaklah pantas untuk dibahas terlalu serius. Dasar mungkin akunya yang lagi sensitif. Tapi apakah mereka merasakan apa yang aku alami. Di sudut hatiku yang terdalam perkataan ibu itu sangat mengusikku terkenang akan kejadian yang telah 2 tahun berlalu itu. Sungguh mudah bicara itu, tapi gimana klo dia mengalami sama dg yang aq alami. Yes..bukankah dia harusnya bersyukur tidak mengalami apa yang terjadi padaku. Syukurilah bahwa hidupmu sangat bahagia sampai saat ini, syukurilah karena Allah belum mencabut nikmat itu darimu. Bagaimana kalau Dia mencabut semua nikmat itu darimu. Harta yang berlimpah, mobil mewah, anak-anak yang hidup bahagia, suami yang setia. Tetapi adakah terpercik dalam fikiranmu untuk introspeksi, darimana semua harta itu kau dapatkan..adakah semua itu halal adanya. Dan klo Allah memberimu ujian, itu karena dia menyayangimu bukan.

Alhamdulillah mungkin aq yang terlalu sensitif. Tetapi seandainya dia tahu bagaimana ketika aq harus bertahan atas semua serangan yang kualami di saat itu, tertatih tatih dalam kesendirian disaat harusnya aq ditemani, sampai aq harus kehilanganmu adzka. Haruskah aq mengutuk mereka semua yang jahat padaku. Tentu saja tidak, siapalah aq, bukankah itu Engkau yang berkuasa, bukankah itu juga terjadi atas ijin Engkau ya Rabb. TanpaMu aq tak ada artinya, karena aq milikMu seutuhnya. Dan kasihsayangMu itu yang membuatku bertahan. Haruskah aq membalas itu dengan menjadi JAHAT pada hambaMu yang lain, tentu saja tidak, sebisa mungkin aq ingin membalas dengan kebaikan yang bisa kulakukan untuk orang lain.

Sesungguhnya suka melakukan perbaikan..itulah arti nama yang merupakan doa dari orgtuaku. Aq tidak ingin mengecewakan mereka.