Kamis, 02 Januari 2014

MelewAtkANMU...

“Melewatkanmu di lembaran hariku..” #adera



Kutipan lagu itu mengiringi titik demi titik air hujan yang menetes di depan Dafa yang sedang termenung berteduh di emper toko pinggir jalan. Hujan di sore itu membawanya pada kenangan saat dulu masih di bangku kuliah. Disebuah sore 6 tahun yang lalu, hujan rintik-rintik, dia berteduh tidak sendiri, disamping motornya dan samping motor sang pujaan hati bersama motor-motor dan pengendara lainnya.

“Jadi perempuan itu harus mandiri fa, harus bisa menjaga diri juga, jangan sampai salah pergaulan, hati-hati dikota besar ini”, kata Randi terdengar sayup diantara beberapa perbincangan orang disekeliling mereka yang juga berteduh.
Dafa hanya tersenyum kecil mencari-cari makna perkataan randi itu, nasehat biasa ataukah kepedulian, hanya Allah SWT yang tahu.

“Hebat ya, orang yang bisa bekerja di perusahaan bonafit itu, kalau kamu setelah lulus bisa diterima disana nanti langsung kunikahi deh” ujar Randi yang seketika itu mematahkan hatinya.

Kenapa dinikahi karena pekerjaan, apakah Randi hanya benar-benar menganggabnya sebagai sahabat. Serendah itukah harga sebuah cinta atau harga sebuah dirinya yang dinikahi karena pekerjaan.

Hujan masih saja belum mau berhenti menahannya untuk menunggu dan menunggu. Yah, hujan itu seperti Randi. Randi yang datang dan pergi menahan hatinya untuk menunggu dan menunggu, tanpa sebuah keberanian untuk mengatakan sesuatu yang disimpan dalam hati, tanpa sebuah kejelasan yang berhasil menggantungnya.

“Mungkin dulu aq salah pernah jatuh cinta ma kamu ran…” desah Dafa dengan tatapan menerawang ke depan.

Setelah kelulusan, Randi bekerja di luar kota dan Dafa masih dikota itu. Hanya meninggalkan kenangan yang mungkin tercatat oleh ingatan mereka saja. Hubungan mereka sangat unik dan komunikasi mereka tetap lancar, walaupun hanya berkedok sebuah persahabatan. Yang Dafa tau dari cerita Randi, Randi sudah memiliki kekasih hati, dan Dafa pun hanya berani menjadi teman ceritanya. Banyak pula moment-moment yang telah terlewat diantara mereka.

"Harusnya aku telah melewatkanmu, menghapuskanmu dari dalam benakku, namun ternyata sulit bagiku, merelakanmu pergi dari hatiku.." #adera

“Dafaaa…” lamunannya buyar oleh panggilan diseberang jalan sana. Zaki, sosok lelaki yang jauh dari kriterianya itu adalah suaminya, namun pada akhirnya Dafa memahami bahwa keseriusan zaki telah membuatnya lupa akan sosok yang pernah membuatnya terombang ambing. Lelaki ini yang membawanya mengenal cinta sejati kepada Dzat Yang Maha Agung.

“DenganMu aq hidup, denganMu aq mati..hanyalah padaMu hanyalah untukMu, hidup kan dijalani…” #opick

Ya Rabb, mungkin inilah caramu membuatku menemukan cinta sejatiMu, ajari aq bahasa cintaMu, ajari aq ketaatan padaMu, karena sesungguhnya seluruh raga ini milikMu. (note: in the end of 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar